Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan
sikap pemerintahan SBY-Boediono yang berupaya mengecoh DPR terkait
dengan kompensasi kenaikan harga baha bakar minyak (BBM)
untuk sektor infrastruktur. Meski menjanjikan tambahan anggaran
infrastruktur sebesar Rp 6 triliun dalam APBN-P 2013, namun sebenarnya
anggaran untuk pembangunan infrastruktur dipangkas hampir Rp 9 triliun.
"Pemerintah benar-benar berupaya mengecoh kami dengan menyebutkan
kompensasi kenaikan harga BBM akan dialokasi untuk penambahan anggaran
untuk pemenuhan infrastruktur dasar. Tapi, dalam prakteknya, anggaran
belanja modal dipangkas hampir Rp 9 triliun. Jadi, sebenarnya tidak ada
penambahan anggaran untuk infrastruktur. Yang ada justru pemangkasan
belanja modal. Karena pemangkasannya lebih besar dari dana yang
dikembalikan," kata anggota Komisi V DPR dari Fraksi PKS, Yudi Widiana
Adia, beberapa saat lalu (Rabu, 12/6).
Sesuai dengan surat
Menkue No. S-339/MK.02/2013, kementerian dan lembaga diminta melakukan
penghematan anggaran untuk mendukung pengamanan pelaksanaan APBN tahun
2013. Kementerian PU memangkas anggaran belanja terbesar dari seluruh
kementerian dan lembaga, yakni sebesar Rp 6,1 triliun. Selain
Kemneterian PU, Kementerian Perhubungan juga terpaksa memangkas belanja
modalnya sebesar Rp 2,7 triliun. Sementara Kemenpera dan kemneterian PDT
memangkas belanja modalnya masing-masing Rp 443 miliar dan Rp179
miliar.
Pemangkasan belanja modal khususnya di Kemneterian PU,
kata Yudi, otomatis target pembangunan infrastruktur untuk berbagai
proyek menjadi terhambat. Seperti pembangunan jalan, jembatan, air
bersih dan prasarana permukiman.
"Untuk peningkatan kapasitas
jalan, pencapaian kinerjanya masih dibawah 50 persen. Sekarang
anggarannya dipangkas lagi. Bagaimana bisa memberikan rakyat jalan yang
mulus? Anggarannya saja tidak ada," kata Yudi.
Untuk menutupi
defisit anggaran, kata Yudi, pemerintah tidak perlu mengorbankan
pembangunan infrastruktur untuk rakyat. Kekurangan dana dalam RAPBNP
2013, dapat dilakukan dengan pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL).
Alternatif untuk menutup kekurangan dana adalah dengan sedikit mengubah
postur APBNP 2013, diantaranya dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih
(SAL) secara optimal. SAL tahun 2012 mencapai Rp 69,77 triliun yang
merupakan penjumlahan dari SAL 2011 sebesar Rp 35,76 triliun dan SILPA
tahun 2012 sebesar Rp3 4 triliun.
"Tentu saja SAL dapat
dialokasikan untuk cadangan fiskal tetapi mengingat pengalaman
tahun-tahun sebelumnya dimana penyerapan anggaran tidak optimal maka
cadangan fiskal tidak harus terlalu besar, karena akan terdapat SILPA di
tahun 2013," lata Yudi.
Disisi lain, kata Yudi, pemerintah
harus meningkatkan penerimaan pajak. Hal ini masih memungkinkan
mengingat kondisi tax ratio yang masih potensial untuk bisa
ditingkatkan. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga masih potensial
untuk ditingkatkan. Penerimaan royalti dan bagi hasil migas dan
pertambangan memungkinkan dioptimalisasi. Kementerian terkait juga perlu
melakukan upaya serius untuk mengolah minyak bagian pemerintah di
kilang-kilang dalam negeri, sehingga nilai tambah sektor migas dapat
optimal bagi perekonomian domestik. [ysa/RMOL)
Home »
Bekerja Untuk Jakarta
,
Liputan Media
» PKS Ungkap Langkah Pemerintahan SBY-Boediono yang Mau Mengecoh DPR
PKS Ungkap Langkah Pemerintahan SBY-Boediono yang Mau Mengecoh DPR
Written By Admin on Kamis, 13 Juni 2013 | 07.20
Related Articles
- SOSOK SOPIR AMBULAN PKS : MULYONO : BEKERJA BUKAN SEKEDAR CARI MAKAN TETAPI MENUAI KEBAIKAN
- Ketua Posko Bersama Kebakaran Kemayoran: Saya Harus Belajar Dari PKS
- Berkeras Tolak BBM, PKS Tantang Debat Menkeu
- PKS: Cara Mencintai Rakyat Bisa Berbeda
- Pengamat: Sikap PKS Sudah Benar
- Besok, 5000 Orang akan Sambut Presiden PKS Anis Mata
Labels:
Bekerja Untuk Jakarta,
Liputan Media
Posting Komentar